Pengertian pertolongan Pertama :
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera / kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.
Pengertian Medis Dasar
Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus. Batasannya adalah sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh Pelaku Pertolongan Pertama.
Pelaku Pertolongan Pertama
Pelaku Pertolongan Pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
Tujuan Pertolongan Pertama
1. Menyelamatkan jiwa penderita
2. Mencegah cacat
3. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.
Senin, 25 Januari 2010
KORBAN TENGGELAM
Proses tenggelam diawali ketika penderita mulai berusaha keras untuk mempertahankan dirinya untuk mengapung di atas air. Penderita akan meneguk air dalam jumlah yang banyak. Pada saat upaya mempertahankan diri untuk mengapung mulai gagal maka penderita akan berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menahannya. Saat itulah air dapat masuk ke dalam saluran nafas. Akibatnya akan terjadi refleks batuk dan menelan sehingga tanpa disadari penderita akan meneguk air lebih banyak lagi. Akibatnya saluran nafas atas tepatnya bagian epiglotis akan mengalami spasme sehingga saluran nafas menjadi tertutup, hanya dapat dilalui oleh udara yang sangat sedikit. Penderita menjadi tidak sadar karena kekurangan oksigen.
Sekitar 10% penderita meninggal karena kekurangan oksigen. Bila penderita masih sadar akan terjadi upaya bernafas dan udara masuk ke dalam paru-paru, spasme yang terjadi hilang bersamaan dengan hilangnya kesadaran dan air akhirnya bebas keluar masuk dalam paruparu.
Sebenarnya dalam tenggelam ada 2 istilah yaitu; tenggelam dan nyaris tenggelam. Penderita yang masih bernafas dan membatukkan air keluar tentunya tergolong hampir tenggelam. Tenggelam tidak berarti penderita sudah meninggal. Bila upaya pertolongan baik meraih penderita maupun RJP gagal maka baru terjadi tenggelam.
Upaya pertolongan pada penderita tidak boleh ditunda, transportasi ke fasilitas kesehatan harus dilakukan secepat mungkin. Pertolongan dini sudah perlu dilakukan dalam air misalnya bantuan nafas dan imobilisasi leher dan punggung penderita. Pijatan jantung luar hanya dapat dilakukan bila penderita sudah dibawa ke daratan atau perahu. Bantuan nafas pada penderita tenggelam mungkin perlu dilakukan dengan tiupan yang lebih kuat karena kemungkinan terjadinya spasme saluran nafas tersebut. Jangan berfikir untuk mengeluarkan air dari dalam paru-paru. Air paling banyak masuk ke dalam perut terlebih dahulu dan ini juga akan menyulitkan pemberian bantuan nafas.
Pedoman pertolongan :
Keamanan lokasi dan penolong.
Kondisi penderita ;
* Apakah penderita ada respon dan dapat membantu.
* Apakah ada cedera pada penderita.
* Apakah penderita berada di permukaan atau tenggelam ?
Kondisi air :
* Jarak pandang dalam air.
* Suhu air.
* Arus.
* Kedalaman air.
* Bahaya lainnya.
Sumber daya yang ada.
Prinsip pertolongan di air :
1. Raih ( dengan atau tanpa alat ).
2. Lempar ( alat apung ).
3. Dayung ( atau menggunakan perahu mendekati penderita ).
4. Renang ( upaya terakhir harus terlatih dan menggunakan alat apung ).
Urutan tersebut di atas adalah urutan tindakan jangan mencoba cara berikutnya jika cara sebelumnya masih memungkinkan.
Penanganan Korban :
1. Pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara teraman.
2. Bila ada kecurigaan cedera spinal satu penolong mempertahankan posisi kepala, leher dan tulang punggung dalam satu garis lurus. Pertimbangkan untuk menggunakan papan spinal dalam air, atau bila tidak memungkinkan pasanglah sebelum menaikan penderita ke darat.
3. Buka jalan nafas penderita, periksa nafas. Bila tidak ada maka upayakan untuk memberikan nafas awal secepat mungkin dan berikan bantuan nafas sepanjang perjalanan.
4. Upayakan wajah penderita menghadap ke atas.
5. Sampai di darat atau perahu lakukan penilaian dini dan RJP bila perlu.
6. Berikan oksigen bila ada sesuai protokol.
7. Jagalah kehangatan tubuh penderita, ganti pakaian basah dan selimuti.
8. Lakukan pemeriksaan fisik, rawat cedera yang ada.
9. Segera bawa ke fasilitas kesehatan.
Sekitar 10% penderita meninggal karena kekurangan oksigen. Bila penderita masih sadar akan terjadi upaya bernafas dan udara masuk ke dalam paru-paru, spasme yang terjadi hilang bersamaan dengan hilangnya kesadaran dan air akhirnya bebas keluar masuk dalam paruparu.
Sebenarnya dalam tenggelam ada 2 istilah yaitu; tenggelam dan nyaris tenggelam. Penderita yang masih bernafas dan membatukkan air keluar tentunya tergolong hampir tenggelam. Tenggelam tidak berarti penderita sudah meninggal. Bila upaya pertolongan baik meraih penderita maupun RJP gagal maka baru terjadi tenggelam.
Upaya pertolongan pada penderita tidak boleh ditunda, transportasi ke fasilitas kesehatan harus dilakukan secepat mungkin. Pertolongan dini sudah perlu dilakukan dalam air misalnya bantuan nafas dan imobilisasi leher dan punggung penderita. Pijatan jantung luar hanya dapat dilakukan bila penderita sudah dibawa ke daratan atau perahu. Bantuan nafas pada penderita tenggelam mungkin perlu dilakukan dengan tiupan yang lebih kuat karena kemungkinan terjadinya spasme saluran nafas tersebut. Jangan berfikir untuk mengeluarkan air dari dalam paru-paru. Air paling banyak masuk ke dalam perut terlebih dahulu dan ini juga akan menyulitkan pemberian bantuan nafas.
Pedoman pertolongan :
Keamanan lokasi dan penolong.
Kondisi penderita ;
* Apakah penderita ada respon dan dapat membantu.
* Apakah ada cedera pada penderita.
* Apakah penderita berada di permukaan atau tenggelam ?
Kondisi air :
* Jarak pandang dalam air.
* Suhu air.
* Arus.
* Kedalaman air.
* Bahaya lainnya.
Sumber daya yang ada.
Prinsip pertolongan di air :
1. Raih ( dengan atau tanpa alat ).
2. Lempar ( alat apung ).
3. Dayung ( atau menggunakan perahu mendekati penderita ).
4. Renang ( upaya terakhir harus terlatih dan menggunakan alat apung ).
Urutan tersebut di atas adalah urutan tindakan jangan mencoba cara berikutnya jika cara sebelumnya masih memungkinkan.
Penanganan Korban :
1. Pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara teraman.
2. Bila ada kecurigaan cedera spinal satu penolong mempertahankan posisi kepala, leher dan tulang punggung dalam satu garis lurus. Pertimbangkan untuk menggunakan papan spinal dalam air, atau bila tidak memungkinkan pasanglah sebelum menaikan penderita ke darat.
3. Buka jalan nafas penderita, periksa nafas. Bila tidak ada maka upayakan untuk memberikan nafas awal secepat mungkin dan berikan bantuan nafas sepanjang perjalanan.
4. Upayakan wajah penderita menghadap ke atas.
5. Sampai di darat atau perahu lakukan penilaian dini dan RJP bila perlu.
6. Berikan oksigen bila ada sesuai protokol.
7. Jagalah kehangatan tubuh penderita, ganti pakaian basah dan selimuti.
8. Lakukan pemeriksaan fisik, rawat cedera yang ada.
9. Segera bawa ke fasilitas kesehatan.
Hipotermia (Paparan Dingin)
Paparan terhadap dingin dapat menyebabkan suhu tubuh menurun. Panas yang dibentuk tubuh atau diperoleh tidak cukup untuk mengimbangi kehilangan panas sehingga suhu tubuh menjadi rendah <35ยบ Celcius atau hipotermia. Tubuh akan berusaha untuk mengatasinya dengan cara gemetar, suatu respons bawah sadar untuk meningkatkan suhu tubuh melalui aktivitas otot. Suhu lingkungan tidak perlu sangat dingin untuk mencetuskan hipotermia. Jangan berpendapat bahwa di daerah tropis tidak mungkin terjadi hipotermia. Hipotermia dapat terjadi akibat penderita berada di alam terbuka untuk waktu yang cukup lama. Ada beberapa keadaan yang memperburuk hipotermia yaitu suhu rendah, faktor angin, air, usia penderita, kesehatan penderita, penyakit yang sudah diderita atau cedera yang terjadi, alkohol dan penyalahgunaan obat dan kekurangan makanan.
Gejala dan tanda Hipotermia sedang :
* Menggigil.
* Terasa melayang.
* Pernafasan cepat, nadi lambat.
* Gangguan penglihatan.
* Reaksi mata lambat.
* Gemetar.
Gejala dan tanda Hipotermia berat :
* Pernafasan sangat lambat.
* Denyut nadi sangat lambat.
* Tidak ada respon.
* Manik mata melebar dan tidak bereaksi.
* Alat gerak kaku.
* Tidak menggigil.
Penanganan hipotermia :
1. Rawat penderita dengan hati-hati, berikan rasa nyaman.
2. Penilaian dini dan pemeriksaan penderita.
3. Pindahkan penderita dari lingkungan dingin.
4. Jaga jalan nafas dan berikan oksigen bila ada.
5. Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering.
6. Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan-pelan.
7. Pantau tanda vital secara berkala.
8. Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Gejala dan tanda Hipotermia sedang :
* Menggigil.
* Terasa melayang.
* Pernafasan cepat, nadi lambat.
* Gangguan penglihatan.
* Reaksi mata lambat.
* Gemetar.
Gejala dan tanda Hipotermia berat :
* Pernafasan sangat lambat.
* Denyut nadi sangat lambat.
* Tidak ada respon.
* Manik mata melebar dan tidak bereaksi.
* Alat gerak kaku.
* Tidak menggigil.
Penanganan hipotermia :
1. Rawat penderita dengan hati-hati, berikan rasa nyaman.
2. Penilaian dini dan pemeriksaan penderita.
3. Pindahkan penderita dari lingkungan dingin.
4. Jaga jalan nafas dan berikan oksigen bila ada.
5. Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering.
6. Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan-pelan.
7. Pantau tanda vital secara berkala.
8. Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Label:
PMR community
GANGGUAN PERNAFASAN
Salah satu keluhan yang berhubungan dengan pernafasan yang sering ditemui adalah sesak nafas. Gejala ini terjadi pada hampir semua penyakit atau gangguan saluran nafas dan paru-paru, mulai dari batuk pilek biasa sampai penyakit paru-paru akut yang dapat berakibat fatal. Sebagai penolong pertama tidak mungkin untuk mengenali penyebab sesak nafas dengan tepat, mengingat hal inipun cukup sulit bagi seorang dokter di rumah sakit. Banyak faktor yang dapat menjadi penyulit pada keadaan sesak nafas termasuk keadaan yang mengancam nyawa seperti gagal jantung. Seperti pada semua kasus kedaruratan medis kemampuan penolong untuk melakukan wawancara dan pemeriksaan akan banyak membantu penderita. Gangguan pernafasan menyebabkan terganggunya proses masuknya oksigen dalam tubuh. Kasus medis yang terjadi pada saluran nafas memiliki gejala dan tanda umum yang sama. Irama pernafasan menjadi cepat disertai upaya bernafas, nafas terasa pendek dan udara terasa kurang. Kekurangan oksigen ini dapat menyebabkan timbulnya warna kebiruan pada kulit dan selaput lendir ( sianosis ).
Beberapa contoh gangguan pernafasan :
* Infeksi saluran nafas atas dan bawah.
* Edema paru akut.
* Penyakit paru obstruktif menahun.
* Pneumotoraks spontan ( udara dalam paru-paru karena kebocoran paruparu ).
* Asma atau alergi.
* Sumbatan jalan nafas.
* Emboli paru.
* Hiperventilasi.
Penyakit tersebut di atas sangat sulit dikenali dan merupakan diagnosa medis. Contoh di atas hanya untuk membantu penolong dalam melakukan wawancara untuk mencari riwayat penyakitnya.
Gejala dan tanda :
* Sukar untuk menyelesaikan suatu kalimat tanpa berhenti untuk menarik nafas.
* Suara nafas tambahan.
* Tampak kerja otot bantu nafas.
* Posisi tripod ( segi tiga kokoh ), tubuh condong ke depan, tegak, ke dua tangan bertumpu pada lutut.
* Irama dan kualitas pernafasan tidak normal.
* Perubahan warna kulit ( pucat, kemerahan atau sianosis ).
* Perubahan status mental ( mengacau, gelisah ) dan lain-lain.
* Pada asma biasanya khas yaitu adanya bunyi mengi pada saat penderita mengeluarkan nafas dan batuk yang riaknya terkesan sukar keluar.
* Nadi cepat.
* Di Indonesia masih banyak ditemukan kasus tuberkulosa, penderita ini biasanya batuk darah.
* Bila disertai demam maka penyebabnya biasanya adalah radang paru-paru.
Penatalaksanaan :
1. Nilai pernafasan penderita apakan sudah adekuat, berikan bantuan nafas bila perlu.
2. Jaga agar jalan nafas selalu terbuka.
3. Letakan penderita pada posisi yang paling nyaman biasanya duduk tegak.
4. Bila ada berikan oksigen sesuai ketentuan.
5. Tenangkan penderita. Akibat kurangnya udara penderita merasa sangat tidak nyaman dan ketakutan, jangan menganggap kasar perlakuannya.
6. Bawa penderita segera ke RS / dokter / Puskesmas terdeka
Beberapa contoh gangguan pernafasan :
* Infeksi saluran nafas atas dan bawah.
* Edema paru akut.
* Penyakit paru obstruktif menahun.
* Pneumotoraks spontan ( udara dalam paru-paru karena kebocoran paruparu ).
* Asma atau alergi.
* Sumbatan jalan nafas.
* Emboli paru.
* Hiperventilasi.
Penyakit tersebut di atas sangat sulit dikenali dan merupakan diagnosa medis. Contoh di atas hanya untuk membantu penolong dalam melakukan wawancara untuk mencari riwayat penyakitnya.
Gejala dan tanda :
* Sukar untuk menyelesaikan suatu kalimat tanpa berhenti untuk menarik nafas.
* Suara nafas tambahan.
* Tampak kerja otot bantu nafas.
* Posisi tripod ( segi tiga kokoh ), tubuh condong ke depan, tegak, ke dua tangan bertumpu pada lutut.
* Irama dan kualitas pernafasan tidak normal.
* Perubahan warna kulit ( pucat, kemerahan atau sianosis ).
* Perubahan status mental ( mengacau, gelisah ) dan lain-lain.
* Pada asma biasanya khas yaitu adanya bunyi mengi pada saat penderita mengeluarkan nafas dan batuk yang riaknya terkesan sukar keluar.
* Nadi cepat.
* Di Indonesia masih banyak ditemukan kasus tuberkulosa, penderita ini biasanya batuk darah.
* Bila disertai demam maka penyebabnya biasanya adalah radang paru-paru.
Penatalaksanaan :
1. Nilai pernafasan penderita apakan sudah adekuat, berikan bantuan nafas bila perlu.
2. Jaga agar jalan nafas selalu terbuka.
3. Letakan penderita pada posisi yang paling nyaman biasanya duduk tegak.
4. Bila ada berikan oksigen sesuai ketentuan.
5. Tenangkan penderita. Akibat kurangnya udara penderita merasa sangat tidak nyaman dan ketakutan, jangan menganggap kasar perlakuannya.
6. Bawa penderita segera ke RS / dokter / Puskesmas terdeka
Label:
PMR community
GANGGUAN JANTUNG
Dewasa ini penyakit jantung di kota-kota besar sudah mulai mengalami peningkatan dan bahkan masuk dalam peringkat teratas penyakit yang menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan perubahan pola hidup khususnya yang paling banyak terjadi di kota besar.
Nyeri dada merupakan keluhan medis yang sering dijumpai. Keadaan ini dapat terjadi akibat gangguan sirkulasi darah jantung yang berakibat terjadinya kerusakan sebagian jantung atau dikenal sebagai serangan jantung. Jantung memperoleh darah dari sistem sirkulasi yang dikenal sebagai peredaran darah koroner. Pembuluh darah ini sering mengalami gangguan akibat proses perlemakan yang dalam dunia medis dikenal sebagai arteriosklerosis, yaitu penampang pembuluh darah menyempit. Keadaan ini menyebabkan pasokan darah menuju jantung berkurang. Bila keadaan ini menjadi parah maka akan terjadi nyeri pada otot jantung yang tidak mendapat oksigen dalam jumlah yang cukup, akhirnya otot jantung akan mati.
Beberapa keadaan lain yang dapat menyebabkan nyeri dada adalah gangguan pencernaan, stress dan ketegangan. Penolong harus menganggap semua nyeri dada adalah kasus serangan jantung.
Penyakit jantung banyak ditemukan di perkotaan terutama karena terjadinya perubahan gaya hidup.
Berikut ada beberapa faktor risiko penyakit jantung adalah :
1. Tidak dapat diubah :
* Riwayat penyakit dalam keluarga.
* Jenis kelamin, ada kecenderungan pria lebih tinggi dari wanita.
* Latar belakang etnis.
* Usia, insiden meningkat pada usia lebih dari 30 tahun.
2. Dapat diubah :
* Merokok.
* Tekanan darah tinggi.
* Kadar kolesterol tinggi.
* Aktivitas fisik, umumnya gaya hidup sekarang di perkotaan dapat dikatagorikan “malas”.
3. Faktor penyulit :
* Obesitas ( kegemukan ).
* Penyakit gula ( diabetes )
* Stres berlebihan.
Beberapa gangguan jantung yang dapat ditemui selain serangan jantung adalah angina ( pektoris ) dan gagal jantung. Gejalanya hampir sama dan semuanya dapat berakhir pada terhentinya fungsi jantung.
Gejala dan tanda :
1. Perasaan tidak enak, nyeri atau rasa berat di dada. Nyeri sering menyebar ke lengan kiri, leher, rahang dan punggung.
2. Nyeri berkembang beberapa menit dengan permulaan yang tiba-tiba.
3. Penderita akan memegang dadanya dan sedikit membungkuk.
4. Sering penderita tidak ada respon, henti nafas dan denyut nadi tidak teraba. Gejala 1 4 khas pada serangan jantung namun dapat dialami pada keluhan jantung lainnya.
5. Gangguan pernafasan, pada gagal jantung biasanya berupa sesak nafas yang terjadi setelah melakukan aktifitas fisik.
6. Nadi tidak normal ( cepat, lemah atau tidak teratur ).
7. Palpitasi ( jantung terasa berdenyutdenyut ).
8. Mungkin terlihat pelebaran pembuluh balik di daerah leher dan tubuh bagian atas.
9. Bengkak-bengkak sering tampak pada daerah pergelangan kaki, perut membengkak.
10. Mual, muntah, rasa tidak enak di lambung
11. Kepala terasa ringan.
12. Rasa lemas yang muncul mendadak.
13. Kulit termasuk selaput lendir pucat, abuabu atau kebiruan.
14. Keringat berlebihan.
15. Merasa kiamat.
Penanganan :
1. Tenangkan penderita dan jangan panik.
2. Jangan tinggalkan penderita sendiri.
3. Suruhlah penderita untuk menghentikan semua kegiatannya dan berbaring pada posisi yang dirasakan paling nyaman ( penderita gagal jantung biasanya memilih posisi setengah duduk).
4. Pastikan jalan nafas penderita terbuka dengan baik. Berikan oksigen bila ada.
5. Kendorkan semua pakaian yang mengikat pada tubuh penderita.
6. Jangan beri makan atau minum.
7. Bila penderita tidak respon maka segera lakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar
8. Bawa penderita segera ke RS / dokter / Puskesmas terdekat.
Nyeri dada merupakan keluhan medis yang sering dijumpai. Keadaan ini dapat terjadi akibat gangguan sirkulasi darah jantung yang berakibat terjadinya kerusakan sebagian jantung atau dikenal sebagai serangan jantung. Jantung memperoleh darah dari sistem sirkulasi yang dikenal sebagai peredaran darah koroner. Pembuluh darah ini sering mengalami gangguan akibat proses perlemakan yang dalam dunia medis dikenal sebagai arteriosklerosis, yaitu penampang pembuluh darah menyempit. Keadaan ini menyebabkan pasokan darah menuju jantung berkurang. Bila keadaan ini menjadi parah maka akan terjadi nyeri pada otot jantung yang tidak mendapat oksigen dalam jumlah yang cukup, akhirnya otot jantung akan mati.
Beberapa keadaan lain yang dapat menyebabkan nyeri dada adalah gangguan pencernaan, stress dan ketegangan. Penolong harus menganggap semua nyeri dada adalah kasus serangan jantung.
Penyakit jantung banyak ditemukan di perkotaan terutama karena terjadinya perubahan gaya hidup.
Berikut ada beberapa faktor risiko penyakit jantung adalah :
1. Tidak dapat diubah :
* Riwayat penyakit dalam keluarga.
* Jenis kelamin, ada kecenderungan pria lebih tinggi dari wanita.
* Latar belakang etnis.
* Usia, insiden meningkat pada usia lebih dari 30 tahun.
2. Dapat diubah :
* Merokok.
* Tekanan darah tinggi.
* Kadar kolesterol tinggi.
* Aktivitas fisik, umumnya gaya hidup sekarang di perkotaan dapat dikatagorikan “malas”.
3. Faktor penyulit :
* Obesitas ( kegemukan ).
* Penyakit gula ( diabetes )
* Stres berlebihan.
Beberapa gangguan jantung yang dapat ditemui selain serangan jantung adalah angina ( pektoris ) dan gagal jantung. Gejalanya hampir sama dan semuanya dapat berakhir pada terhentinya fungsi jantung.
Gejala dan tanda :
1. Perasaan tidak enak, nyeri atau rasa berat di dada. Nyeri sering menyebar ke lengan kiri, leher, rahang dan punggung.
2. Nyeri berkembang beberapa menit dengan permulaan yang tiba-tiba.
3. Penderita akan memegang dadanya dan sedikit membungkuk.
4. Sering penderita tidak ada respon, henti nafas dan denyut nadi tidak teraba. Gejala 1 4 khas pada serangan jantung namun dapat dialami pada keluhan jantung lainnya.
5. Gangguan pernafasan, pada gagal jantung biasanya berupa sesak nafas yang terjadi setelah melakukan aktifitas fisik.
6. Nadi tidak normal ( cepat, lemah atau tidak teratur ).
7. Palpitasi ( jantung terasa berdenyutdenyut ).
8. Mungkin terlihat pelebaran pembuluh balik di daerah leher dan tubuh bagian atas.
9. Bengkak-bengkak sering tampak pada daerah pergelangan kaki, perut membengkak.
10. Mual, muntah, rasa tidak enak di lambung
11. Kepala terasa ringan.
12. Rasa lemas yang muncul mendadak.
13. Kulit termasuk selaput lendir pucat, abuabu atau kebiruan.
14. Keringat berlebihan.
15. Merasa kiamat.
Penanganan :
1. Tenangkan penderita dan jangan panik.
2. Jangan tinggalkan penderita sendiri.
3. Suruhlah penderita untuk menghentikan semua kegiatannya dan berbaring pada posisi yang dirasakan paling nyaman ( penderita gagal jantung biasanya memilih posisi setengah duduk).
4. Pastikan jalan nafas penderita terbuka dengan baik. Berikan oksigen bila ada.
5. Kendorkan semua pakaian yang mengikat pada tubuh penderita.
6. Jangan beri makan atau minum.
7. Bila penderita tidak respon maka segera lakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar
8. Bawa penderita segera ke RS / dokter / Puskesmas terdekat.
Label:
PMR community
KEDARURATAN MEDIS
Kedaruratan medis dan gangguan tubuh yang ada dan sudah dikenali oleh dunia kedokteran sangat banyak. Penyebabnya antara lain ; infeksi, racun atau kegagalan satu atau lebih sistem tubuh yang berakhir dengan gejala yang dikelompokan dalam kedaruratan medis. Sebagai ponolong pertama tidak mungkin mengenali semuanya. Bab ini akan membahas kedaruratan medis secara umum saja dan bagaimana membantu seorang penderita dengan keluhan umum saja. Dalam penatalaksanaannya kasus medis tidak banyak berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Hal yang paling penting adalah mengenali kedaruratannya, terutama secara dini. Kesimpulan mengenai keadaan yang dihadapi hampir 80% diperoleh berdasarkan wawancara dengan penderita bila sadar, keluarganya atau saksi mata dan sumber informasi lainnya. Penatalaksanaan penderita medis di lapangan tidak banyak berbeda satu dengan lainnya. Dalam penatalaksanaan penderita yang paling penting adalah menjaga jalan nafas dan memantau tanda vital penderita secara teratur lalu segera mengusahakan transportasi penderita ke fasilitas kesehatan.
Gejala dan tanda pada kedaruratan medis.
Gejala dan tanda pada kedaruratan medis sangat beragam, khas maupun tidak khas. Perubahan yang tidak normal dari tanda vital penderita sudah mengarah pada kedaruratan medis. Beberapa hal yang dapat diamati pada penderita yang mengarahkan kecurigaan kita pada adanya masalah medis adalah :
Gejala :
* Demam.
* Nyeri.
* Mual, muntah.
* Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali.
* Pusing, perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat.
* Sesak atau merasa sukar bernafas.
* Rasa haus atau lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut.
T a n d a :
* Perubahan status mental ( tidak sadar, bingung ).
* Perubahan irama jantung ; nadi cepat atau sangat lambat, tidak teratur, lemah atau sangat kuat.
* Perubahan pernafasan ; irama dan kualitas warna pada selaput lendir ( pucat, kebiruan, terlalu merah ).
* Perubahan keadaan kulit ; suhu, kelembaban, keringat berlebihan, sangat kering, termasuk perubahan warna pada selaput lendir ( pucat, kebiruan, terlalu merah ).
* Perubahan tekanan darah.
* Manik mata : sangat lebar atau sangat kecil.
* Bau khas dari mulut atau hidung.
* Aktivitas otot tidak normal misalnya kejang atau kelumpuhan.
* Gangguan saluran cerna : mual, muntah atau diare.
* Tanda-tanda lainnya yang seharusnya tidak ada.
* Anggap semua keluhan penderita adalah benar. Bila penderita merasa tidak enak atau tidak nyaman maka perlakukan sebagai kasus medis.
Secara umum gangguan medis dapat dibagi manjadi :
* Gangguan jantung dan pernafasan.
* Gangguan kesadaran atau perubahan status mental.
* Gangguan akibat perubahan lingkungan.
* Keracunan.
* Lain lain.
Gejala dan tanda pada kedaruratan medis.
Gejala dan tanda pada kedaruratan medis sangat beragam, khas maupun tidak khas. Perubahan yang tidak normal dari tanda vital penderita sudah mengarah pada kedaruratan medis. Beberapa hal yang dapat diamati pada penderita yang mengarahkan kecurigaan kita pada adanya masalah medis adalah :
Gejala :
* Demam.
* Nyeri.
* Mual, muntah.
* Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali.
* Pusing, perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat.
* Sesak atau merasa sukar bernafas.
* Rasa haus atau lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut.
T a n d a :
* Perubahan status mental ( tidak sadar, bingung ).
* Perubahan irama jantung ; nadi cepat atau sangat lambat, tidak teratur, lemah atau sangat kuat.
* Perubahan pernafasan ; irama dan kualitas warna pada selaput lendir ( pucat, kebiruan, terlalu merah ).
* Perubahan keadaan kulit ; suhu, kelembaban, keringat berlebihan, sangat kering, termasuk perubahan warna pada selaput lendir ( pucat, kebiruan, terlalu merah ).
* Perubahan tekanan darah.
* Manik mata : sangat lebar atau sangat kecil.
* Bau khas dari mulut atau hidung.
* Aktivitas otot tidak normal misalnya kejang atau kelumpuhan.
* Gangguan saluran cerna : mual, muntah atau diare.
* Tanda-tanda lainnya yang seharusnya tidak ada.
* Anggap semua keluhan penderita adalah benar. Bila penderita merasa tidak enak atau tidak nyaman maka perlakukan sebagai kasus medis.
Secara umum gangguan medis dapat dibagi manjadi :
* Gangguan jantung dan pernafasan.
* Gangguan kesadaran atau perubahan status mental.
* Gangguan akibat perubahan lingkungan.
* Keracunan.
* Lain lain.
Label:
PMR community
Rongga Tubuh Manusia
Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang terdapat didalam tubuh yaitu :
rongga_tubuh
1. Rongga tengkorak
Rongga ini berisi otak dan melindunginya.
2. Rongga tulang belakang
Berisi bumbung syaraf atau “spinal cord”, terbentuk dari rongga-rongga tulang belakang menyatu membentuk suatu kolom.
3. Rongga dada
Sering juga disebut rongga toraks. Dilindungi oleh tulang-tulang rusuk, berisi jantung, paru-paru, pembuluh darah besar, kerongkongan dan saluran nafas. Pada bagian bawah rongga ini dibatasi oleh suatu struktur otot berbentuk kubah yang dikenal sebagai sekat rongga dada atau diafragma. Sekat rongga dada ini adalah organ paling penting pada proses pernafasan, dan menjadi pembatas antara rongga dada dan rongga perut.
4. Rongga perut
Rongga ini terletak diantara rongga dada dan rongga panggul. Dalam dunia madis dikenal dengan istilah abdomen. Didalam rongga ini terdapat berbagai organ pencernaan dan kelenjar seperti lambung, usus, limpa, hati, empedu, pankreas, dan lainnya.
Pembagian rongga perut ( Abdomen )
Rongga perut berisi organ-organ penting. Untuk memudahkan penilaian rongga perut dibagi menjadi 4 bagian yang dikenal sebagai kwadran. Kwadran ini dibentuk diperoleh dengan menggambar suatu garis khayal horizontal dan vertical melalui pusar.
Pembagiannya :
a. Kwadran kanan atas
Berisi hati, kandung empedu, pankreas dan usus.
b. Kwadran kiri atas
Berisi organ lambung, limpa dan usus
c. Kwadran kanan bawah
Isinya terutama organ usus termasuk usus buntu.
d. Kwadran kiri bawah
Berisi terutama usus
5. Rongga panggul
Rongga ini dibentuk oleh tulang-tulang panggul, berisi kandung kemih sebagian usus besar dan organ reproduksi dalam.
rongga_tubuh
1. Rongga tengkorak
Rongga ini berisi otak dan melindunginya.
2. Rongga tulang belakang
Berisi bumbung syaraf atau “spinal cord”, terbentuk dari rongga-rongga tulang belakang menyatu membentuk suatu kolom.
3. Rongga dada
Sering juga disebut rongga toraks. Dilindungi oleh tulang-tulang rusuk, berisi jantung, paru-paru, pembuluh darah besar, kerongkongan dan saluran nafas. Pada bagian bawah rongga ini dibatasi oleh suatu struktur otot berbentuk kubah yang dikenal sebagai sekat rongga dada atau diafragma. Sekat rongga dada ini adalah organ paling penting pada proses pernafasan, dan menjadi pembatas antara rongga dada dan rongga perut.
4. Rongga perut
Rongga ini terletak diantara rongga dada dan rongga panggul. Dalam dunia madis dikenal dengan istilah abdomen. Didalam rongga ini terdapat berbagai organ pencernaan dan kelenjar seperti lambung, usus, limpa, hati, empedu, pankreas, dan lainnya.
Pembagian rongga perut ( Abdomen )
Rongga perut berisi organ-organ penting. Untuk memudahkan penilaian rongga perut dibagi menjadi 4 bagian yang dikenal sebagai kwadran. Kwadran ini dibentuk diperoleh dengan menggambar suatu garis khayal horizontal dan vertical melalui pusar.
Pembagiannya :
a. Kwadran kanan atas
Berisi hati, kandung empedu, pankreas dan usus.
b. Kwadran kiri atas
Berisi organ lambung, limpa dan usus
c. Kwadran kanan bawah
Isinya terutama organ usus termasuk usus buntu.
d. Kwadran kiri bawah
Berisi terutama usus
5. Rongga panggul
Rongga ini dibentuk oleh tulang-tulang panggul, berisi kandung kemih sebagian usus besar dan organ reproduksi dalam.
Label:
PMR community
PERTOLONGAN PERTAMA HIDUNG BERDARAH
Hidung berdarah dapat disebabkan oleh beberapa hal, musalnya pukulan yang mengenai hidung, iritasi pada membran mukosa hidung karena berusaha mengeluarkan sesuatu secara berulang dari rongga hidung atau akrena terkena infeksi. Kebanyakan perdarahan hidung terjadi pada anak-anak Tidak Berbahaya, namun bila perdarahan dihal ini akan menjadi hidung terjadi pada orang tua atau dewasa, hal ini dapat menjadi masalah yang serius dan membutuhkan penganan Medis.
1. Korban diminta untuk duduk dan badan condong ke depan, jaga mulut tetap terbuka agar darah tidak menutup saluran pernafasan.
2. Pencet hidung sekama 15 menit (tekan di bawah tulang hidung. pada bagian ujungnya, lepaskan berlahan. jangan biarkan korban untuk memegang hidungnya sendiri.
3. apabiila perdarahan masih berlangsung, pencet hidungnya lagi selama 5 menit, dan pastikan korban tidak menelan darah yang keluar.
4. gunakan kain basah atau es dibungkus dengan kain korban untuk mempersempit pembuluh darah
1. Korban diminta untuk duduk dan badan condong ke depan, jaga mulut tetap terbuka agar darah tidak menutup saluran pernafasan.
2. Pencet hidung sekama 15 menit (tekan di bawah tulang hidung. pada bagian ujungnya, lepaskan berlahan. jangan biarkan korban untuk memegang hidungnya sendiri.
3. apabiila perdarahan masih berlangsung, pencet hidungnya lagi selama 5 menit, dan pastikan korban tidak menelan darah yang keluar.
4. gunakan kain basah atau es dibungkus dengan kain korban untuk mempersempit pembuluh darah
Label:
PMR community
PERTOLONGAN PERTAMA AYAN (EPILEPSI)
GEJALA DAN TANDA
1. Pandangan penderita mendadak kosong, merasa mendengar atau melihat sesuatu
2. Teriakan tercekik
3. Jtuh tiba-tiba, berbaring kaku sesaat, punggung melengkung
4. Wajah dan leher kebiruan dan sembab
5. Gerakan kejang otot
6. Tidak ada respon
7. Mulut berbuaih, kadang berdarah
8. Mungkin hilang kendali kemih dan pencernaan
9. Penderita sadar dalam waktu yang tidak lama
10. Setelah kejang, penderita kelelahan dan tidur
PENANGANAN
1. Lindungi penderita dari cedera
2. Jangan menahan atau melawan kejang
3. Lindungi lidah penderita dari tergigit
4. Posisikan stabil segera
5. Rawat cedera akibat kejang
6. Bila serangan berlalu, penderita tertidur, lakukan :
* Jaga jalan nafas agar tidak tersumbat
* Biarkan istirahat
* Hindari penderita dari ketegangan dan rasa malu sekelilingnya
1. Pandangan penderita mendadak kosong, merasa mendengar atau melihat sesuatu
2. Teriakan tercekik
3. Jtuh tiba-tiba, berbaring kaku sesaat, punggung melengkung
4. Wajah dan leher kebiruan dan sembab
5. Gerakan kejang otot
6. Tidak ada respon
7. Mulut berbuaih, kadang berdarah
8. Mungkin hilang kendali kemih dan pencernaan
9. Penderita sadar dalam waktu yang tidak lama
10. Setelah kejang, penderita kelelahan dan tidur
PENANGANAN
1. Lindungi penderita dari cedera
2. Jangan menahan atau melawan kejang
3. Lindungi lidah penderita dari tergigit
4. Posisikan stabil segera
5. Rawat cedera akibat kejang
6. Bila serangan berlalu, penderita tertidur, lakukan :
* Jaga jalan nafas agar tidak tersumbat
* Biarkan istirahat
* Hindari penderita dari ketegangan dan rasa malu sekelilingnya
Label:
PMR community
PENANGANAN LUKA BAKAR
burn
LUKA BAKAR ADALAH SEMUA CEDERA YANG TERJADI AKIBAT PAPARAN TERHADAP SUHU YANG TINGGI
Penanganan Luka Bakar secara umum :
* Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong.
* Hentikan proses luka bakarnya. Alirkan air dingin pada bagian yang terkena. Bila ada bahan kimia alirkan air terus menerus selama 20 menit atau lebih.
* Lepaskan pakaian dan perhiasan. Jika pakaian melekat gunting sekitarnya, jangan memaksa untuk melepas bagian yang melekat tersebut.
* Lakukan penilaian dini. Atasi semua masalah yang mengancam jiwa. Bila ada berikan oksigen sesuai protokol.
* Tentukan derajat berat luka bakar selama pemeriksaan fisik.
* Hitung derajat, luas permukaan tubuh terkena lokasi luka bakar dan faktor komplikasi. Jangan lupa cari kemungkinan cedera lain.
* Tutup luka bakar. Gunakan penutup luka steril atau lembaran penutup luka bakar steril sekali pakai, jangan memecahkan gelembung. Jangan gunakan lemak, salep, cairan antiseptic atau es pada luka bakar.
* Jika luka bakar mengenai mata, pastikan kedua mata ditutup. Bila yang terbakar jari-jari maka masing-masing jari dibalut terpisah.
* Jagalah suhu tubuh penderita dan rawat cedera lain yang perlu.
* Rujuk ke fasilitas kesehatan.
LUKA BAKAR ADALAH SEMUA CEDERA YANG TERJADI AKIBAT PAPARAN TERHADAP SUHU YANG TINGGI
Penanganan Luka Bakar secara umum :
* Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong.
* Hentikan proses luka bakarnya. Alirkan air dingin pada bagian yang terkena. Bila ada bahan kimia alirkan air terus menerus selama 20 menit atau lebih.
* Lepaskan pakaian dan perhiasan. Jika pakaian melekat gunting sekitarnya, jangan memaksa untuk melepas bagian yang melekat tersebut.
* Lakukan penilaian dini. Atasi semua masalah yang mengancam jiwa. Bila ada berikan oksigen sesuai protokol.
* Tentukan derajat berat luka bakar selama pemeriksaan fisik.
* Hitung derajat, luas permukaan tubuh terkena lokasi luka bakar dan faktor komplikasi. Jangan lupa cari kemungkinan cedera lain.
* Tutup luka bakar. Gunakan penutup luka steril atau lembaran penutup luka bakar steril sekali pakai, jangan memecahkan gelembung. Jangan gunakan lemak, salep, cairan antiseptic atau es pada luka bakar.
* Jika luka bakar mengenai mata, pastikan kedua mata ditutup. Bila yang terbakar jari-jari maka masing-masing jari dibalut terpisah.
* Jagalah suhu tubuh penderita dan rawat cedera lain yang perlu.
* Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Label:
PMR community
SYOK
Syok terjadi bila sistem peredaran darah (sirkulasi) gagal mengirimkan darah yang mengandung oksigen dan bahan nutrisi ke alat tubuh yang penting (terutama otak, jantung dan paru-paru).
Penyebab
* Kegagalan jantung memompa darah
* Kehilangan darah dalam jumlah besar
* Pelebaran ( dilatasi ) pembuluh darah yang luas, sehingga darah tidak dapat mengisinya dengan baik
* Kekurangan cairan tubuh yang banyak misalnya diare.
Gejala dan tanda syok
* Nadi cepat dan lemah
* Napas cepat dan dangkal
* Kulit pucat, dingin dan lembab
* Sering kebiruan pada bibir dan cuping telinga
* Haus
* Mual dan muntah
* Lemah dan pusing
* Merasa seperti mau kiamat, gelisah
Penanganan syok
* Bawa penderita ke tempat teduh dan aman
* Tidurkan telentang, tungkai ditinggikan 20 – 30 cm bila tidak ada kecurigaan patah tulang belakang atau patah tungkai. Bila menggunakan papan spinal atau tandu maka angkat bagian kaki.
* Pakaian penderita dilonggarkan
* Cegah kehilangan panas tubuh dengan beri selimut penutup
* Tenangkan penderita
* Pastikan jalan napas dan pernapasan baik.
* Kontrol perdarahan dan rawat cedera lainnya bila ada
* Jangan beri makan dan minum.
* Periksa berkala tanda vital secara berkala
* Rujuk ke fasilitas kesehatan
Penyebab
* Kegagalan jantung memompa darah
* Kehilangan darah dalam jumlah besar
* Pelebaran ( dilatasi ) pembuluh darah yang luas, sehingga darah tidak dapat mengisinya dengan baik
* Kekurangan cairan tubuh yang banyak misalnya diare.
Gejala dan tanda syok
* Nadi cepat dan lemah
* Napas cepat dan dangkal
* Kulit pucat, dingin dan lembab
* Sering kebiruan pada bibir dan cuping telinga
* Haus
* Mual dan muntah
* Lemah dan pusing
* Merasa seperti mau kiamat, gelisah
Penanganan syok
* Bawa penderita ke tempat teduh dan aman
* Tidurkan telentang, tungkai ditinggikan 20 – 30 cm bila tidak ada kecurigaan patah tulang belakang atau patah tungkai. Bila menggunakan papan spinal atau tandu maka angkat bagian kaki.
* Pakaian penderita dilonggarkan
* Cegah kehilangan panas tubuh dengan beri selimut penutup
* Tenangkan penderita
* Pastikan jalan napas dan pernapasan baik.
* Kontrol perdarahan dan rawat cedera lainnya bila ada
* Jangan beri makan dan minum.
* Periksa berkala tanda vital secara berkala
* Rujuk ke fasilitas kesehatan
Label:
PMR community
PERAWATAN KELUARGA
Latar Belakang
Latar belakang adanya perawatan keluarga ini diawali dengan adanya kirsus keperawatan tahun 1950 yang diadakan oleh Rumah Sakit PMI Bogor yang kemudian kursus tersebut berkembang sampai kepada kursus Perawatan Keluarga.
Pengertian
Perawatan keluarga adalah perawatan yang dilakukan oleh anggota keluarga itu sendiri dengan menggunakan alat-alat yang ada di lingkungan keluarga itu dan sederhana tetapi hasilnya memuaskan.
Dasar-dasar Perawatan Keluarga
1.Maksud Perawatan Keluarga
a.Karena RS penuh / jumlah RS kurang, serta tenaga Dokter dan perawat kurang.
b.Karena pengaruh keadaan ekonomi, tidak semua orang mampu membayar ongkos RS.
c.Karena faktor kepercayaan / keinginan si penderita yang tidak menginginkan untuk dirawat diluar.
2.Tujuan Perawatan Keluarga
a.Meringankan keadaan si korban.
b.Mempercepat upaya penyembuhan.
c.Memperkecil penularan.
d.Mendidik anggota keluarga untuk menghemat.
e.Membiasakan hidup sehat.
3.Fungsi Perawatan Keluarga
a.Pengamatan terhadap penderita.
b.Tindakan perawatan
c.Tindakan pengobatan
d.Pencatatan.
e.Penyuluhan kesehatan.
4.Sasaran Perawatan Keluarga
a.Penderita yang layak dirawat dirumah.
b.Bayi dan anak yang tidak terawat.
5.Alasan Perawatan Keluarga
a.Secara psikologis orang yang sakit lebih senang dirawat di rumah sendiri.
b.Dapat menghemat waktu dan biaya.
c.Dirawat oleh anggota keluarga sendiri dapat mempercepat penyembuhan.
6.Pelaku Perawatan Keluarga
a.Siapa saja asal mendapat pendidikan sebelumnya.
b.Mereka yang mampu menyelenggarakan.
7.Sifat pelaku Perawatan Keluarga
a.Mempunyai rasa kasih sayang.
b.Adanya suatu keinginan untuk melakukan perawatan keluarga.
c.Mengutamakan kepentingan si penderita.
d.Sehat jasmani dan rohani.
e.Bertanggungjawab
f.Terbuka.
Langkah-langkah Persiapan Perawatan Keluarga.
1.Persiapan
a.Mencuci tangan. Tujuannya :
- Membersihkan tangan dari kotoran.
- Menjaga kesehatan pelaku.
- Mencegah penularan.
b.Memakai celemek, fungsinya :
- Untuk menghindari penularan.
- Melindungi pakaian.
2.Urutan tindakan Perawatan Keluarga
a.Persiapan pelaku.
b.Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
c.Persiapan penderita.
d.Pelaksanaan.
e.Selesai.
Hal-hal yang dilakukan dalam Perawatan Keluarga :
a.Membersihkan tempat tidur si penderita.
b.Penggantian dan pemasangan sprai.
c.Pemeriksaan denyut nadi, suhu tubuh dengan thermometer.
d.Pemberian makan dan minum.
e.Pemberian obat.
Alat-alat yang diperlukan :
a.Alat-alat untuk tidur
b.Celemek
c.Thermometer
d.Obat-obatan
e.Alat mandi
f.Pispot
g.Pasu najis
h.Alat kompres
Latar belakang adanya perawatan keluarga ini diawali dengan adanya kirsus keperawatan tahun 1950 yang diadakan oleh Rumah Sakit PMI Bogor yang kemudian kursus tersebut berkembang sampai kepada kursus Perawatan Keluarga.
Pengertian
Perawatan keluarga adalah perawatan yang dilakukan oleh anggota keluarga itu sendiri dengan menggunakan alat-alat yang ada di lingkungan keluarga itu dan sederhana tetapi hasilnya memuaskan.
Dasar-dasar Perawatan Keluarga
1.Maksud Perawatan Keluarga
a.Karena RS penuh / jumlah RS kurang, serta tenaga Dokter dan perawat kurang.
b.Karena pengaruh keadaan ekonomi, tidak semua orang mampu membayar ongkos RS.
c.Karena faktor kepercayaan / keinginan si penderita yang tidak menginginkan untuk dirawat diluar.
2.Tujuan Perawatan Keluarga
a.Meringankan keadaan si korban.
b.Mempercepat upaya penyembuhan.
c.Memperkecil penularan.
d.Mendidik anggota keluarga untuk menghemat.
e.Membiasakan hidup sehat.
3.Fungsi Perawatan Keluarga
a.Pengamatan terhadap penderita.
b.Tindakan perawatan
c.Tindakan pengobatan
d.Pencatatan.
e.Penyuluhan kesehatan.
4.Sasaran Perawatan Keluarga
a.Penderita yang layak dirawat dirumah.
b.Bayi dan anak yang tidak terawat.
5.Alasan Perawatan Keluarga
a.Secara psikologis orang yang sakit lebih senang dirawat di rumah sendiri.
b.Dapat menghemat waktu dan biaya.
c.Dirawat oleh anggota keluarga sendiri dapat mempercepat penyembuhan.
6.Pelaku Perawatan Keluarga
a.Siapa saja asal mendapat pendidikan sebelumnya.
b.Mereka yang mampu menyelenggarakan.
7.Sifat pelaku Perawatan Keluarga
a.Mempunyai rasa kasih sayang.
b.Adanya suatu keinginan untuk melakukan perawatan keluarga.
c.Mengutamakan kepentingan si penderita.
d.Sehat jasmani dan rohani.
e.Bertanggungjawab
f.Terbuka.
Langkah-langkah Persiapan Perawatan Keluarga.
1.Persiapan
a.Mencuci tangan. Tujuannya :
- Membersihkan tangan dari kotoran.
- Menjaga kesehatan pelaku.
- Mencegah penularan.
b.Memakai celemek, fungsinya :
- Untuk menghindari penularan.
- Melindungi pakaian.
2.Urutan tindakan Perawatan Keluarga
a.Persiapan pelaku.
b.Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
c.Persiapan penderita.
d.Pelaksanaan.
e.Selesai.
Hal-hal yang dilakukan dalam Perawatan Keluarga :
a.Membersihkan tempat tidur si penderita.
b.Penggantian dan pemasangan sprai.
c.Pemeriksaan denyut nadi, suhu tubuh dengan thermometer.
d.Pemberian makan dan minum.
e.Pemberian obat.
Alat-alat yang diperlukan :
a.Alat-alat untuk tidur
b.Celemek
c.Thermometer
d.Obat-obatan
e.Alat mandi
f.Pispot
g.Pasu najis
h.Alat kompres
Label:
PMR community
KESEHATAN MENTAL REMAJA
Dalam psikologi perkembangan remaja dikenal sedang dalam fase pencarian jati diri yang penuh dengan kesukaran dan persoalan. Fase perkembangan remaja ini berlangsung cukup lama kurang lebih 11 tahun, mulai usia 11-19 tahun pada wanita dan 12-20 tahun pada pria. Fase perkebangan remaja ini dikatakan fase pencarian jati diri yang penuh dengan kesukaran dan persoalan adalah karena dalam fase ini remaja sedang berada di antara dua persimpangan antara dunia anak-anak dan dunia orang-orang dewasa.
Kesulitan dan persoalan yang muncul pada fase remaja ini bukan hanya muncul pada diri remaja itu sendiri melainkan juga pada orangtua, guru dan masyarakat. Dimana dapat kita lihat seringkali terjadi pertentangan antara remaja dengan orangtua, remaja dengan guru bahkan dikalangan remaja itu sendiri.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Secara singkat dapat dijelaskan bahwa keberadaan remaja yang ada di antara dua persimpangan fase perkembanganlah (fase interim) yang membuat fase remaja penuh dengan kesukaran dan persoalan. Dapat dipastikan bahwa seseorang yang sedang dalam keadaan transisi atau peralihan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain seringkali mengalami gejolak dan goncangan yang terkadang dapat berakibat buruk bahkan fatal (menyebabkan kematian).(Syah, 2001)
Namun, pada dasarnya semua kesukaran dan persoalan yang muncul pada fase perkembangan remaja ini dapat diminimalisir bahkan dihilangkan, jika orangtua, guru dan masyarakat mampu memahami perkembangan jiwa, perkembangan kesehatan mental remaja dan mampu meningkatkan kepercayaan diri remaja.Persoalan paling signifikan yang sering dihadapi remaja sehari-hari sehingga menyulitkannya untuk beradaptasi dengan lingkungannya adalah hubungan remaja dengan orang yang lebih dewasa, terutama sang ayah, dan perjuangannya secara bertahap untuk bisa membebaskan diri dari dominasi mereka pada level orang-orang dewasa.
Seringkali orangtua mencampuri urusan-urusan pribadi anaknya yang sudah remaja dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut, “Dimana kamu semalam?”, “Dengan siapa kamu pergi?”, “Apa yang kamu tonton?” dan lain sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut pada dasarnya ditujukan oleh orangtua adalah karena kepedulian orangtua terhadap keberadaan dan keselamatan anak remajanya. Namun ditelinga dan dipersepsi anak pertanyaan-pertanyaan tersebut seperti introgasi seorang polisi terhadap seorang criminal yang berhasil ditangkap.
Menurut pandangan para ahli psikologi keluarga atau orangtua yang baik adalah orangtua yang mampu memperkenalkan kebutuhan remaja berikut tantangan-tantangannya untuk bisa bebas kemudian membantu dan mensupportnya secara maksimal dan memberikan kesempatan serta sarana-sarana yang mengarah kepada kebebasan. Selain itu remaja juga diberi dorongan untuk memikul tanggung jawab, mengambil keputusan, dan merencanakan masa depannya. Namun, proses pemahaman ini tidak terjadi secara cepat, perlu kesabaran dan ketulusan orangtua di dalam membimbing dan mengarahkan anak remajanya.
Selanjutnya para pakar psikologi menyarankan strategi yang paling bagus dan cocok dengan remaja adalah strategi menghormati kecenderungannya untuk bebas merdeka tanpa mengabaikan perhatian orangtua kepada mereka. Strategi ini selain dapat menciptakan iklim kepercayaan antara orangtua dan anak, dapat juga mengajarkan adaptasi atau penyesuaian diri yang sehat pada remaja. Hal ini sangat membantu perkembangan, kematangan, dan keseimbangan jiwa remaja. (Mahfuzh, 2001)
Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa remaja tidak selalu dapat tertangani secara baik. Pada fase ini di satu sisi remaja masih menunjukkan sifat kekanak-kanakan, namun di sisi lain dituntut untuk bersikap dewasa oleh lingkungannya. Sejalan dengan perkembangan sosialnya, mereka lebih konformitas pada kelompoknya dan mulai melepaskan diri dari ikatan dan kebergantungan kepada orangtuanya, dan sering menunjukkan sikap menantang otoritas orangtuanya.
Remaja yang salah penyesuaian dirinya terkadang melakukan tindakan-tindakan yang tidak realistis, bahkan cenderung melarikan diri dari tanggung jawabnya. Perilaku mengalihkan masalah yang dihadapi dengan mengkonsumsi minuman beralkohol banyak dilakukan oleh kelompok remaja, bahkan sampai mencapai tingkat ketergantungan penyalahgunaan obat terlarang dan zat adiktif.
Berkaitan dengan pelepasan tangung jawab, dikalangan remaja juga sering dijumpai banyak usaha untuk bunuh diri. di Negara-negara maju, seperti Amerika, Jepang, Selandia Baru, masalah bunuh diri dikalangan remaja berada pada tingkat yang memprihatinkan. Sedangkan dinegara berkembang seperti Indonesia, perilaku tidak sehat remaja yang beresiko kecelakaan juga banyak dilakukan remaja, seperti berkendaraan secara ugal-ugalan. Hal lain yang menjadi persoalan penting dikalangan remaja disemua negara adalah, meningkatnya angka delinkuensi. Perilaku tersebut misalnya keterlibatan remaja dalam perkelahian antar sesame, kabur dari rumah, melakukan tindakan kekerasan, dan berbagai pelanggaran hukum, adalah umum dilakukan oleh remaja.
Kesehatan mental masyarakat pada dasarnya tercermin dari segi-segi kesehatan mental remaja. Makin tinggi angka delikuensi, bunuh diri remaja, penggunaan obat dan ketergantungan pada zat adiktif, berarti kesehatan mental masyarakat makin rendah.Usaha bimbingan kesehatan mental sangat penting dilakukan dikalangan remaja, dalam bentuk program-program khusus, seperti peningkatan kesadaran terhadap kesehatan mental, penyuluhan tentang kehidupan berumah tangga, hidup secara sehat dan pencegahan penggunaan zat-zat adiktif, serta penyuluhan tentang pencegahan terhadap HIV/AIDS, dan sejenisnya.
Program kesehatan mental remaja ini dapat dilakukan melalui institusi-institusi formal remaja, seperti sekolah, dan dapat pula melalui intervensi-intervensi lain seperti program-program kemasyarakatan, atau program-program yang dibuat khusus untuk kelompok remaja.
Kesulitan dan persoalan yang muncul pada fase remaja ini bukan hanya muncul pada diri remaja itu sendiri melainkan juga pada orangtua, guru dan masyarakat. Dimana dapat kita lihat seringkali terjadi pertentangan antara remaja dengan orangtua, remaja dengan guru bahkan dikalangan remaja itu sendiri.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Secara singkat dapat dijelaskan bahwa keberadaan remaja yang ada di antara dua persimpangan fase perkembanganlah (fase interim) yang membuat fase remaja penuh dengan kesukaran dan persoalan. Dapat dipastikan bahwa seseorang yang sedang dalam keadaan transisi atau peralihan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain seringkali mengalami gejolak dan goncangan yang terkadang dapat berakibat buruk bahkan fatal (menyebabkan kematian).(Syah, 2001)
Namun, pada dasarnya semua kesukaran dan persoalan yang muncul pada fase perkembangan remaja ini dapat diminimalisir bahkan dihilangkan, jika orangtua, guru dan masyarakat mampu memahami perkembangan jiwa, perkembangan kesehatan mental remaja dan mampu meningkatkan kepercayaan diri remaja.Persoalan paling signifikan yang sering dihadapi remaja sehari-hari sehingga menyulitkannya untuk beradaptasi dengan lingkungannya adalah hubungan remaja dengan orang yang lebih dewasa, terutama sang ayah, dan perjuangannya secara bertahap untuk bisa membebaskan diri dari dominasi mereka pada level orang-orang dewasa.
Seringkali orangtua mencampuri urusan-urusan pribadi anaknya yang sudah remaja dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut, “Dimana kamu semalam?”, “Dengan siapa kamu pergi?”, “Apa yang kamu tonton?” dan lain sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut pada dasarnya ditujukan oleh orangtua adalah karena kepedulian orangtua terhadap keberadaan dan keselamatan anak remajanya. Namun ditelinga dan dipersepsi anak pertanyaan-pertanyaan tersebut seperti introgasi seorang polisi terhadap seorang criminal yang berhasil ditangkap.
Menurut pandangan para ahli psikologi keluarga atau orangtua yang baik adalah orangtua yang mampu memperkenalkan kebutuhan remaja berikut tantangan-tantangannya untuk bisa bebas kemudian membantu dan mensupportnya secara maksimal dan memberikan kesempatan serta sarana-sarana yang mengarah kepada kebebasan. Selain itu remaja juga diberi dorongan untuk memikul tanggung jawab, mengambil keputusan, dan merencanakan masa depannya. Namun, proses pemahaman ini tidak terjadi secara cepat, perlu kesabaran dan ketulusan orangtua di dalam membimbing dan mengarahkan anak remajanya.
Selanjutnya para pakar psikologi menyarankan strategi yang paling bagus dan cocok dengan remaja adalah strategi menghormati kecenderungannya untuk bebas merdeka tanpa mengabaikan perhatian orangtua kepada mereka. Strategi ini selain dapat menciptakan iklim kepercayaan antara orangtua dan anak, dapat juga mengajarkan adaptasi atau penyesuaian diri yang sehat pada remaja. Hal ini sangat membantu perkembangan, kematangan, dan keseimbangan jiwa remaja. (Mahfuzh, 2001)
Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa remaja tidak selalu dapat tertangani secara baik. Pada fase ini di satu sisi remaja masih menunjukkan sifat kekanak-kanakan, namun di sisi lain dituntut untuk bersikap dewasa oleh lingkungannya. Sejalan dengan perkembangan sosialnya, mereka lebih konformitas pada kelompoknya dan mulai melepaskan diri dari ikatan dan kebergantungan kepada orangtuanya, dan sering menunjukkan sikap menantang otoritas orangtuanya.
Remaja yang salah penyesuaian dirinya terkadang melakukan tindakan-tindakan yang tidak realistis, bahkan cenderung melarikan diri dari tanggung jawabnya. Perilaku mengalihkan masalah yang dihadapi dengan mengkonsumsi minuman beralkohol banyak dilakukan oleh kelompok remaja, bahkan sampai mencapai tingkat ketergantungan penyalahgunaan obat terlarang dan zat adiktif.
Berkaitan dengan pelepasan tangung jawab, dikalangan remaja juga sering dijumpai banyak usaha untuk bunuh diri. di Negara-negara maju, seperti Amerika, Jepang, Selandia Baru, masalah bunuh diri dikalangan remaja berada pada tingkat yang memprihatinkan. Sedangkan dinegara berkembang seperti Indonesia, perilaku tidak sehat remaja yang beresiko kecelakaan juga banyak dilakukan remaja, seperti berkendaraan secara ugal-ugalan. Hal lain yang menjadi persoalan penting dikalangan remaja disemua negara adalah, meningkatnya angka delinkuensi. Perilaku tersebut misalnya keterlibatan remaja dalam perkelahian antar sesame, kabur dari rumah, melakukan tindakan kekerasan, dan berbagai pelanggaran hukum, adalah umum dilakukan oleh remaja.
Kesehatan mental masyarakat pada dasarnya tercermin dari segi-segi kesehatan mental remaja. Makin tinggi angka delikuensi, bunuh diri remaja, penggunaan obat dan ketergantungan pada zat adiktif, berarti kesehatan mental masyarakat makin rendah.Usaha bimbingan kesehatan mental sangat penting dilakukan dikalangan remaja, dalam bentuk program-program khusus, seperti peningkatan kesadaran terhadap kesehatan mental, penyuluhan tentang kehidupan berumah tangga, hidup secara sehat dan pencegahan penggunaan zat-zat adiktif, serta penyuluhan tentang pencegahan terhadap HIV/AIDS, dan sejenisnya.
Program kesehatan mental remaja ini dapat dilakukan melalui institusi-institusi formal remaja, seperti sekolah, dan dapat pula melalui intervensi-intervensi lain seperti program-program kemasyarakatan, atau program-program yang dibuat khusus untuk kelompok remaja.
Label:
PMR community
Langganan:
Postingan (Atom)